Terobosan Infrastruktur: Peletakan Batu Pertama Jembatan Bengkalis – Bukit Batu Ditargetkan Oktober

91
Terobosan Infrastruktur: Peletakan Batu Pertama Jembatan Bengkalis - Bukit Batu Ditargetkan Oktober
Terobosan Infrastruktur: Peletakan Batu Pertama Jembatan Bengkalis - Bukit Batu Ditargetkan Oktober

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau saat ini tengah berfokus pada salah satu proyek infrastruktur paling ambisius dalam sejarah provinsi tersebut: pembangunan Jembatan Bengkalis – Bukit Batu. Dengan panjang sekitar 7 kilometer, jembatan ini diharapkan dapat memecahkan masalah mobilitas di kawasan tersebut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Target utama saat ini adalah pelaksanaan groundbreaking atau peletakan batu pertama yang dijadwalkan pada Oktober mendatang.

Sekretaris Daerah Provinsi Riau, SF Hariyanto, mengungkapkan bahwa proyek jembatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pemprov Riau untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di wilayahnya. Dalam sebuah wawancara, Hariyanto menyatakan, “Oktober nanti kita targetkan groundbreaking Jembatan Bengkalis – Bukit Batu, 7 kilometer panjang jembatannya.” Peletakan batu pertama ini menandai dimulainya tahap awal konstruksi dari proyek yang sangat ditunggu-tunggu ini.

Keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta. SF Hariyanto menjelaskan bahwa pembangunan jembatan ini akan melibatkan investor dari sektor swasta, yang berarti tidak akan ada dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau yang digunakan. Sebaliknya, pembiayaan akan sepenuhnya ditanggung oleh investor yang tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek ini. Skema pembayaran yang direncanakan adalah melalui tarif tol, yang dinilai sebagai solusi terbaik untuk mengatasi masalah pendanaan.

“Pembangunan jembatan Bengkalis – Bukit Batu itu nanti uangnya dari investor. Tinggal nanti kita cari skema pembayaran menggunakan tarif tol. Sebab tidak ada jembatan, masyarakat juga bayar RoRo, dan itu pun antreannya berjam-jam,” jelas Hariyanto.

Kondisi saat ini di area penyeberangan menggunakan kapal RoRo (Roll-on/Roll-off) sangat menyulitkan masyarakat. Antrian panjang yang sering terjadi menyebabkan waktu tempuh menjadi sangat tidak efisien. Pada hari biasa, antrean di pelabuhan RoRo bisa mencapai 1-2 jam, dan pada hari libur, waktu antrean bisa melampaui 5 jam. Keluhan ini menjadi salah satu alasan utama urgensi pembangunan jembatan Bengkalis – Bukit Batu.

BERITA HANGAT:  Alasan Ditariknya Indomie Dari Peredaran Di Australia

“Jadi hari biasa aja antrean RoRo itu bisa 1-2 jam, bahkan sampai 3-4 jam. Itu belum kalau hari libur, antrean bisa diatas 5 jam. Tentu kondisi ini sangat dikeluhkan masyarakat. Karena itu keberadaan jembatan ini sangat penting dan dinanti-nanti oleh masyarakat,” kata Hariyanto.

Keberadaan jembatan ini diperkirakan akan mengurangi waktu tempuh secara signifikan. Dengan adanya jembatan yang menghubungkan Bengkalis dan Bukit Batu, perjalanan yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam hanya akan memakan waktu beberapa menit. Ini tentu akan menjadi angin segar bagi masyarakat setempat yang telah lama menunggu solusi atas masalah transportasi mereka.

Proyek jembatan ini tidak hanya akan meningkatkan konektivitas, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi lokal. Dengan kemudahan akses, diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi, serta mempermudah mobilitas barang dan orang.

Sebagai langkah awal menuju realisasi proyek ini, pemprov dan pihak-pihak terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan proses pembangunan berjalan sesuai dengan rencana. Pemerintah juga akan memastikan transparansi dalam setiap tahap pelaksanaan proyek, termasuk dalam pengelolaan dana dan skema tarif tol yang akan diterapkan.

Dengan segala rencana dan target yang telah ditetapkan, proyek jembatan Bengkalis – Bukit Batu diharapkan akan menjadi salah satu pencapaian besar dalam sejarah pembangunan infrastruktur di Riau. Peletakan batu pertama pada bulan Oktober nanti akan menjadi momen bersejarah, menandai awal dari perubahan besar dalam mobilitas dan kualitas hidup masyarakat di kawasan tersebut.